Sri Mulyani |
Pemangku kepentingan terkait yang dimaksud, yakni Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Berbagai kebijakan diharapkan dapat membuat Indonesia mempunyai daya tahan tinggi dalam menghadapi gejolak lingkungan global atau perubahan di dalam negeri," ujarnya, mengutip setkab.go.id, Sabtu (10/8).
Sebab, ia melanjutkan meskipun kebijakan ekonominya tepat, ada faktor-faktor yang di luar kendali Indonesia. Kendali itu berada pada negara yang sistem ekonominya kuat.
"Kalau mereka (Amerika, Eropa, Jepang, China) 'bersin', maka seluruh dunia akan terkena flu," imbuh Sri Mulyani.
Menurut dia, era ekonomi yang saling terkait saat ini, banyak faktor kebijakan negara-negara maju yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, termasuk negara-negara lainnya.
Sri Mulyani menekankan perlunya kemandirian ekonomi, terutama bersumber dari dalam negeri. "Indonesia memiliki modal yang menjanjikan. Misalnya, dari sisi jumlah penduduk, potensi ekonomi yang besar, geografi yang luas dan kekayaan alamnya," terang dia.
Untuk dapat mandiri, beberapa hal fundamental perlu diperbaiki secara fundamental. Antara lain, peningkatan produktivitas dan daya saing, pendalaman jasa keuangan, termasuk reformasi struktural.
Diharapkan, perbaikan tersebut akan membawa Indonesia menjadi semakin mandiri dan tidak mudah terguncang oleh perubahan global, sekaligus menjadi pemain utama dalam persaingan perdagangan global.
Agen Pokeronline Terpercaya|Agen Pokeronline Terbaik|Bandar Poker Terpercaya|Agen Pokeronline Terbaru|Agen Judi Online|Situs Poker Terpercaya|Situs Judi Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar